Sejak terbentuk di Konferensi Refleksi Advokasi KBB di Indonesia, Puncak, Agustus 2023 lalu, Sekretariat Bersama Koalisi Advokasi Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan Indonesia (Sekber KBB) terus mengembangkan programnya. Pelbagai diskusi, perluasan jaringan, dan penerbitan produk pengetahuan telah berlangsung. Untuk mengevaluasinya, anggota Dewan Pengarah Sekber KBB Indonesia berkumpul di Kantor YLBHI, Jumat (01/03/2024).
Dalam pertemuan hibrida itu, hadir secara langsung Direktur PUSAD Paramadina, Ihsan Ali-Fauzi; Peneliti PUSAD Paramadina, Utami Sandhyarani; Program Officer The Asia Foundation, Ahsan Jamet Hamidi; Direktur YLBHI, Muhammad Isnur; Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi; dan Penggiat Sobat KBB, Firdaus Mubarik. Sementara itu, anggota Dewan Pengarah lainya hadir secara daring, yakni Akademisi STHI Jentera, Asfinawati; Direktur ICRS, Zainal Abidin Bagir; dan Direktur CRCS UGM, Samsul Maarif.
Diskusi dimulai dengan presentasi Ihsan Ali-Fauzi mengenai apa saja yang telah berlangsung dalam Sekber KBB selama 6 bulan. Secara umum, upaya memperkenalkan Koalisi Advokasi KBB Indonesia berasal dari penerbitan buku, website kbb.id, dan pengiriman newsletter setiap bulan. Sebagai pangkalan pengetahuan bagi anggota Sekber KBB, kbb.id dapat menjadi ruang untuk menampilkan kegiatan para anggota, terutama yang relevan dengan isu KBB.
Beberapa terbitan dari anggota, yang terserak di website lembaga masing-masing, juga dapat tersimpan dengan lebih rapi di dalam website tersebut. Hal ini untuk memudahkan para pengunjung website untuk menemukan buku, makalah, penelitian, dan modul terkait KBB di Indonesia. Kemudahan akses ini akan menunjang semua yang peduli pada KBB dalam meningkatkan wawasan mereka, sebagai bahan riset dan penulisan, atau rujukan dalam lokalatih KBB di tengah masyarakat.
Hal lain yang telah berjalan adalah diskusi dengan lembaga anggota Sekber KBB. Sebagai kegiatan bulanan, diskusi dengan tajuk besar Bincang Bareng Koalisi KBB itu telah mengundang beberapa anggota Koalisi untuk membagikan pengalaman dan praktik baiknya. Dengan mendiskusikan keberhasilan dan tantangan masing-masing, para anggota Sekber dapat mengambil pelajaran bagi pengembangan agenda dan strategi mereka di kemudian hari. Karena itu, penyelenggaraannya secara rutin dan keterlibatan semua anggota di dalamnya menjadi cara lain untuk berkonsolidasi.
Penguatan kerja sama dengan mitra strategis yang mungkin untuk dijangkau juga menjadi agenda tersendiri Sekber KBB. Sejauh ini, Memorandum of Understanding (MoU) dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) telah ditandatangani. Ke depan, Sekber KBB dan LPSK akan menjalin kegiatan bersama seperti riset, advokasi, dan pendidikan publik mengenai pentingnya perlindungan terhadap korban KBB.
Yang juga akan dilakukan adalah silaturahmi dengan para pemimpin kelompok minoritas, baik yang sudah menjadi bagian Sekber KBB (seperti Ahmadiyah dan LDII) maupun yang belum bergabung. Hal ini paralel dengan MoU dengan LPSK di atas. Ke depannya, kelompok minoritas apalagi kelompok korban diharapkan menjadi kelompok penyintas.
Kemitraan dengan beberapa pihak Luar Negeri juga terjalin, seperti dukungan Oslo Coalition terhadap Sekber KBB dalam menyelenggarakan pendidikan publik tentang KBB. Di tahun 2024 ini, Sekber KBB akan menyelenggarakan pendidikan KBB bagi orang muda, yang pesertanya berasal dari jaringan masing-masing anggota Koalisi. Sekber KBB akan menyiapkan kurikulum, modul, pemateri, dan jadwal pelaksanaan acara yang direncanakan berlangsung secara daring ini, dengan pertemuan langsung di Jakarta sebagai penutupnya.
Sebagai puncak kegiatan tahunan, Sekber KBB kembali mengadakan Konferensi. Dengan dukungan pendanaan dari YLBHI, konferensi tahun ini akan mengevaluasi seluruh kegiatan Sekber KBB, membincangkan kegiatan di masa depan, dan mendaftar kemungkinan penambahan anggota baru untuk terlibat.
Leave a Reply