Informasi Jadwal Agenda Kegiatan Terkini

Artikel ini merupakan bagian dari riset pemetaan perkembangan Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (KBB) di Indonesia yang pengantarnya telah terbit di website ini sebelumnya. Kajian Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (KBB) di Indonesia, mengalami perkembangan menarik dalam satu dekade belakangan ini. Salah satunya adalah munculnya pustaka-pustaka, terutama karya akademik, yang mendiskusikan persoalan ateisme di Indonesia. Meski terma “atheis” pernah digunakan oleh Achdiat ...

Artikel ini merupakan pengantar untuk serial tulisan hasil riset pemetaan pustaka Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (KBB) di Indonesia. Setelah artikel ini akan hadir di hadapan pembaca kbb.id sekitar enam tulisan lain yang merupakan output popular dari riset yang sudah berlangsung beberapa bulan yang lalu sampai akhir tahun 2024 ini.  Mengenai kajian-kajian kebebasan beragama yang menjadi concern utama riset ini, awalnya ...

Penulis: Risdo Simangunsong | Republikasi dari Jakatarub Program lintas iman sebenarnya bisa sangat banyak. Demikian pula permasalahan, kebutuhan maupun kelompok yang terlibat. Namun, kritik yang sering muncul adalah mengapa kegiatannya hanya itu-itu saja? Program lazim di gerakan lintas iman seperti dialog teologis, edukasi keberagaman atau advokasi kebebasan beragama, dianggap tidak begitu konkrit dampaknya. Tidak perlu kecut hati mendengar hal itu. ...

Penulis: Lailatul Fitriyah | Republikasi dari IndoProgress “MARILAH berharap bahwa [konferensi] ini akan menghasilkan hubungan yang lebih baik di antara agama-agama yang berkonflik dalam rangkulan Kerajaan Inggris Raya; dan dengan itu, akan membawa perdamaian dan ketenangan yang permanen untuk seluruh manusia.”  Pernyataan di atas adalah bagian dari pidato Mustafa Khan, seorang tokoh muslim dari Lahore, Pakistan, dalam konferensi berjudul Agama-Agama ...

Penulis: Arfi Pandu Dinata | Editor : Risdo Simangunsong | Republikasi dari Jakatarub Bihari, Sanjaya bertutur ke anaknya Rakéyan Panaraban, dikisahkan Carita Parahyangan (akhir abad XVI): “Haywa dék nurutan agama aing, kéna aing mretakutna urang réya. Janganlah mengikuti agamaku, karena aku menakutkan orang banyak.” Sang raja yang adalah mandala, berkuasa di Sunda, tidak memaksa rakyat, bahkan anaknya sendiri, untuk beragama sama. Kiwari, Pergub Jabar 12/2011 ...

Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua PRM Legoso, Tangerang Selatan dan Wakil Sekretaris LPCR-PM PP Muhammadiyah | Republikasi dari Suara Muhammadiyah Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid Muhammadiyah (LPCR-PM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah baru selesai menyelenggarakan perhelatan Akademi Marbot Masjid, bertempat di Masjid Al Afalah, Sragen Jawa Tengah. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 1-8 Juni 2024. Para peserta adalah perwakilan ...

Siaran Pers SETARA Institute, 5 Juni 2024 Dalam Ijtima’ Ulama MUI di Bangka Belitung pada akhir Mei lalu, Komisi Fatwa MUI mengeluarkan fatwa, di antaranya, mengenai salam dan ucapan hari raya lintas agama. Pada pokoknya, MUI mengharamkan salam lintas agama dan ucapan selamat hari raya lintas agama oleh umat Islam. Dalam semingguan belakangan ini, fatwa MUI tersebut menjadi perdebatan publik. ...

Penulis: Venus Nareswari Editor : Risdo Simangunsong “Ibu mau perang atau mau damai?” Gema suara tersebut menghantui seisi ruangan disertai gebrakan meja yang cukup kuat, juga tangisan seorang bayi. Peristiwa itu dialami oleh Pdt. Obertina Johanis, 21 Agustus 2005, di GKP Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Waktu setempat menunjukkan pukul 10.00 pagi, segelintir orang datang sembari membawa keresahan atas peribadatan di tempat ...

Sumber Foto: Antara Ramadhan memang telah beranjak meninggalkan kita, tetapi ada satu hal yang selalu membuat saya ingat dengan bulan tersebut sejak saya kecil. Yaitu tradisi yang disebut selikuran atau akrab pula disebut dengan likuran yang berarti dua puluh. Likuran selalu dilaksanakan setiap bulan Ramadhan, tepat nya pada sepuluh malam terakhir. Tradisi ini merupakan perkawinan antara budaya dengan agama, yang bertujuan menyampaikan nilai-nilai agama ...

Oleh: Andreas Harsono (Peneliti Human Rights Watch) Sebagai langkah maju menuju Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia, warga negara dari kelompok agama minoritas kini mendapatkan izin mengubah identitas agama di KTP mereka. Ini dampak diperkenalkannya kategori baru, kepercayaan, di samping enam agama yang diakui. Kepercayaan telah menjadi kategori agama ketujuh yang masuk dalam daftar agama yang diakui pemerintah –setelah Islam, Protestan, Katolik, Hindu, ...