Bagaimana kelompok rentan berbicara tentang demokrasi? Perkembangan menjelang pemilu Indonesia tahun 2024 telah menunjukkan bagaimana wacana dan ruang demokrasi didominasi oleh narasi yang berfokus pada demokrasi elektoral yang mendukung kepentingan elit politik dan ekonomi. Meski demokrasi elektoral disebut sebagai “partai rakyat”, pada kenyataannya didominasi oleh aspek seremonial dan politik konflik identitas. Sebagai konsekuensinya, hal ini mereproduksi polarisasi sosial, dan pada gilirannya membuat demokrasi menjadi rentan. Dalam praktiknya, demokrasi elektoral mereproduksi wacana mengenai kelompok minoritas yang terpinggirkan, dan memperkuat marginalisasi kelompok rentan.
Menyikapi tantangan tersebut, ICIR menyelenggarakan Konferensi Internasional dan Konsolidasi Agama-Agama Pribumi ke-5 di Javanology, Universitas Sebelah Maret, Surakarta . Tema konferensi ini adalah “Demokrasi Kelompok Rentan”. Berdasarkan tema-tema sebelumnya, ICIR ke-5 terus mengkaji secara kritis gagasan dan praktik demokrasi, dengan berfokus pada suara kelompok rentan yang hak, kepentingan, dan aspirasi kewarganegaraannya jarang mendapat perhatian. Hal ini bertujuan untuk membuka ruang bagi penganut agama adat, komunitas adat, kelompok agama dan gender minoritas, kelompok disabilitas, serta anak-anak dan generasi muda untuk memperkuat gagasan, wawasan dan pengalaman mereka mengenai demokrasi.
Artikel ini diterjemahkan dari website ICIR
Leave a Reply