Oleh: Yohanes Leonardus Krismawan Anugrah Putra, mahasiswa Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), Sekolah Pascasarjana UGM | Republikasi dari CRCS UGM “Yang wafat tak mengguncang karena yang hidup tak cukup menggugat.” Tulisan itu terpampang pada sebuah papan hitam di tengah-tengah pelataran Masjid Kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Di atas tulisan tersebut, tertoreh sepuluh nama warga yang menjadi korban represi aparat pada aksi ...
Oleh: Risdo Simangunsong | Republikasi dari Jakatarub Penjelasan soal hubungan agama dan negara di Indonesia sering kali ditempuh dengan vita negativa: “Indonesia bukan negara agama, tapi juga bukan negara sekuler.” Pemilihan “dua bukan” ini, merupakan jalan kompromi para pendiri bangsa kita, antar kelompok sekuler, utamanya kalangan kiri dan nasionalis-sekuler dengan kelompok religius, utamanya kalangan nasionalis-religius dan kelompok Islam. Konsep “bukan negara agama” tentu ...








