Oleh: Silvia Wulan Syafitri (Mahasiswi Program Studi Manajemen, Universitas Jember)
Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan bagaimana pengalaman saya selama mengikuti kegiatan kunjungan pada Gereja Santo Yusup Jember. Dimana pada kunjungan ini saya mendapatkan banyak sekali ilmu dan pengalaman yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan.
Dari kunjungan ini saya juga bisa mengetahui bagamana cara peribadatan umat Katolik serta susunan acara misa yang mana hal ini memberikan saya banyak pengalaman baru yang mungkin tidak saya dapatkan jika saya tidak mengikuti kegiatan Kunjungan Belajar di Gereja Santo Yusup Jember.
Observasi Kegiatan
Sejak kecil saya sering mendengaar gereja, namun tidak pernah datang atau masuk kedalamnya. Kunjungan ini adalah kali pertama saya datang dan masuk kedalam gereja. Pada saat saya masuk saya disuguhi dengan bangunan megah bak di eropa yang memikat mata yang membuat saya dan teman-teman tak tahan ingin berfoto di depan bangunannya. Ditambah dengan bagunannya yang menggunakana batu bata alami yang menciptakan kesan aesthetic. Hal yang paling memukau adakah jendela jendela kaca berwarna yang menghiasi sekeliling gereja ini. Jendela ini bukan hanya sekedar hiasan tetapi juga menyampaikan pesan pesan nilai religius dan moral yang terkandung didalamnya. Saat memasuki gedung utama kami disambut dengan kursi panjang yang berjejer rapi dan dilengkapi dan altar yang sangat megah. Dengan semua keindahan dan makna dari bangunan Gereja Santo Yusup ini tidak semata-mata hanya menjadi sebuah tempat ibadah, tetapi juga sebuah karya seni indah yang membuat semua umat yang beribadah disana merasa nyaman dan tenang.
Pada junjungan ini pihak gereja juga memberikan kesempatan bagi kami untuk mengikuti misa. Banyak sekali rangkaian-rangkaian misa yang sangat asing bagi saya. Tetapi dengan saya mengikuti misa saya dapat mersakan kekhusyukan umat katolik beribadah. Mereka bernyanyi dan memuji tuhan dengan penuh ketenangan, sangat berdebda dengan perkiraan saya yang mengira bahwasanya lagu lagu dan pujian ungtuk tuhan mereka itu bermelodi riang gembira.
Sebelum acara misa diakhiri para jamaat berbaris untuk menuju ketengah mengambil sesuatu yang mungkin itu adalah hosti atau biskuit misa yang dibagikan kepada seluruh jamaat yang hadir. Setelah itu tiba dipenghujung acara misa yaitu dengan dibacakan nama umat yang sedang sakit dan meminta untuk didoakan bersama serta umat yang akan menggelar acara pernikahan, dan juga kabar duka. Setelah semuanya dibacakan ternyata masih ada pertunjukan dari paaduan suara gereja yang mana mereka menampilkan paduan suaranya dengan sangat indah yang membuat seluruh jamaat terpukau, penampilan paduan suara ini ditujukan untuk meminta restu dan dukungan bahwa mekera akan mengikujti perlombaan.
Dari seluruh rangkaian misa di Gereja Santo Yusup ini memberikan saya pengalaman yang sangat berharga. Nyanyian -nyanyian penuh ketenangan dan ritual-ritual yang dijalankan penuh hormat yang menciptakan suasana tenang yang sangat mendalam. Pengalaman mengikuti misa ini juga memberikan saya pemahan lebih dalam tentang pentingnya beridadah dan kekuatan doa. Momen ini menyadarkan saya bahwa saya juga harus memperkuat iman saya dan lebih mempererat hubungan dengan tuhan yang saya anut.
Perasaan ketika mengunjungi gereja
Awalnya, saya merasa sangat asing dengan tempat ini. Gereja bukanlah tempat yang biasa saya kunjungi, dan hari itu adalah pertama kalinya saya datang ke sana. Saya merasakan kombinasi antara gugup dan penasaran. Sejak kecil, saya sering mendengar tentang gereja, tetapi tidak pernah benar-benar mengetahui suasananya. Pada saat saya memasuki ruangan, ternyata pendeta sudah melakukan dakwah. Beliau sangat ramah dan terbuka, beliau menjawab semua pertanyaan dari saya dan teman teman dengan sabar. Pendeta menjelaskan apa fungsi baptis, pengakuan dosa, dan lain lain yang mana ini adalah suatu ilmu baru bagi saya.
Setelah acara dakwah dan diskusi dilanjutkan dengan mengikuti acara misa yang lokasinya berada pada ruangan utama gereja. Saat saya membuka pintu dan masuk ke ruangan utama, saya langsung disambut oleh suasana yang tenang dan penuh kekhusyukan. Pada saat misa sudah dimulai, suara pendeta yang lembut memenuhi seluruh ruangan, membawa pesan-pesan yang penuh makna dan refleksi. Saya memilih duduk di bangku paling belakang, mencoba menyerap setiap kata yang diucapkan. Meskipun merasa sedikit canggung karena tidak familiar dengan tata cara dan ritual yang berlangsung, saya tetap mencoba mengikuti dan menghargai setiap proses yang ada. Mata saya sesekali melirik ke sekeliling, melihat para jemaat yang khusyuk mendengarkan, ada yang menundukkan kepala, ada pula yang terpekur dalam doa. Semakin lama saya berada di sana, perasaan asing itu perlahan-lahan memudar. Ada semacam ketenangan yang meresap, membuat saya merasa nyaman dan diterima. Pengalaman pertama ini membuka mata saya akan banyak hal, memberikan perspektif baru tentang apa artinya beribadah di gereja dan bagaimana komunitas di dalamnya saling mendukung dan menguatkan.
Saat misa selesai dan jemaat mulai beranjak keluar, saya pun ikut bangkit dari tempat duduk. Sebelum meninggalkan ruangan. Saya merasa bersyukur atas kesempatan untuk mengalami sesuatu yang baru. Pengalaman pertama kali ke gereja ini akan selalu saya kenang, bukan hanya sebagai sebuah kunjungan, tetapi sebagai perjalanan yang memperkaya jiwa dan pemahaman saya tentang kehidupan dan spiritualitas.
Pendapat tentang kegiatan kunjungan rumah ibadah
Kegiatan kunjungan ke rumah ibadah ini khususnya di Gereja Katolik Santo Yusup adalah pengalaman yang sangat positif dan bermakna bagi saya Pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasan saya tentang ritual keagamaan yang berbeda, tetapi juga memberikan pengalaman yang luar biasa serta mengajarkan saya untuk lebih menghargai perbedaan dan memberikan contoh nyata tentang bagaimana kita dapat hidup berdampingan dan harmonis meskipun berasal dari latar belakang agama yang berbeda. Melihat langsung bagaimana umat katolik melakukan ibadah dan bagaimana mereka mengimani tuhan mereka dengan cara yang berbeda dengan agama yang saya anut membuat saya lebih memahami keragaman dan menyadarkan saya bahwa setiap agama memiliki cara tersendiri untuk mendekatkan diri dengan tuhan, dan apapun cara dari semua agama patut untuk dihargai. Walaupun terdapat perbedaan dalam cara beribadah ada banyak kesamaan dari peribadatan umat katolik dengan agama yang saya anut yakni islam yaitu seperti nilai kasih, pengampunan dan cinta terhadap sesama atau hablum minannas yang mana dalam kepercayaan saya memiliki arti hubungan yang baik antara manusia dengan manusia lain karena pada hakikatnya manusia adalah mahluk sosial.
Selama kunjungan ini saya belajar dan mengetahui setiap bagian dan rangkaian dari misa yang memberisan saya wawasan baru tentang bagaimana umat katolik menjalankan ibadah mereka dengan khusyuk dan khidmat. Misalnya pada saat psosesi kekudusan dengan lantunan nyanyian khas yang mengiringinya yang membuat kesan sakral. Pengalaman luar biasa saya dapatkan pada kunjungan ini karna ini adalah pertama kalinya saya bisa merasakan atmosfer ibadah secara langsung. Kehadiran saya selama misa yakni untuk mendengarkan, meresapi doa-doa yang dipanjatkan bersama dari jemaat. Momen ini adalah momen yang tidak akan saya dapatkan apabila kunjungan rumah ibadah ini tidak diadakan. Kegiatan kunjungan ke rumah ibadah ini bersifat positif karena mempromosikan keragaman agama dan memperkuat toleransi antar umat beragama.
Leave a Reply