Penulis: Ihsan Ali-Fauzi (Direktur PUSAD Paramadina; Koordinator Dewan Pengarah Sekber KBB) | Tulisan ini pernah dimuat di Kompas, 27 Februari 2016, dengan judul yang sama. Saling komentar antara Paus Fransiskus dan Donald Trump, yang luas diberitakan, mengungkap gagasan penting soal tugas agamawan “membangun jembatan” (perdamaian). Dengan sumberdaya yang ada pada mereka, para agamawan dapat mencontoh Paus dalam memperjuangkan gagasan ini ...
SETARA Institute merilis laporan tahunan kondisi kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) 2024 dengan temuan mencemaskan: terjadi regresi serius di penghujung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan awal kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Sepanjang tahun, tercatat 260 peristiwa dan 402 tindakan pelanggaran KBB—naik signifikan dari tahun sebelumnya. Tindakan pelanggaran didominasi oleh aktor non-negara seperti ormas keagamaan dan kelompok warga, sementara dari pihak negara, ...
Oleh: M. Rizal Abdi (CRCS UGM) Kasus penolakan kremasi jenazah Murdaya Poo di Dusun Ngaran, Borobudur, menyita perhatian banyak pihak. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi magnet dalam kasus tersebut. Pertama, yang akan dikremasi ialah suami dari Hartati Murdaya, ketua Walubi sejak 1998 dan seorang konglomerat. Kedua, rencana tempat kremasi ialah di kawasan Borobudur yang identik dengan Candi Buddha terbesar ...
Penulis: Nurin | Republikasi dari Jakatarub Agama, dalam esensinya, adalah jalan spiritual yang menjanjikan kedamaian, keadilan dan kesetaraan. Namun, dalam sejarah panjangnya, agama sering disalahgunakan sebagai alat melanggengkan kekuasaan, menindas kelompok tertentu, terutama perempuan. Kita sering mendengar tentang keindahan agama, tentang cinta kasih, kedamaian dan keadilan yang diajarkannya. Tapi, bagaimana ia justru menjadi sumber air mata? Bagaimana jika kitab suci ...
Penulis: Putri Nur Habibah | Ilustrasi: Wikimedia Diskusi Virtual Bulanan Koalisi Advokasi KBB Indonesia April 2025 mengangkat tema “Memukul-Balik Tren Otokratisasi: Belajar dari Pangkalan Data “Damai Pangkal Damai.” Tujuan utamanya untuk menyoroti ketidakefektifan aksi “Indonesia Gelap” di kwartal pertama tahun 2025, berbeda dengan aksi “Garuda Biru” pada 22 Agustus 2024 yang berhasil memutar balik otokratisasi pada masa itu. Kemerosotan mutu ...
Penulis: Achmad Risky Arwani M | Republikasi dari GUSDURian Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan GUSDURian akan menggelar Temu Nasional (Tunas) 2025 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta pada Agustus mendatang. Hal ini diungkapkan Koordinator Seknas Jaringan GUSDURian Jay Akhmad saat Halalbihalal Jaringan GUSDURian secara daring pada Minggu (27/4/2025) malam. Jay, sapaannya, mengungkapkan bahwa Tunas tahun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, selain ...
Penulis: Tedi Kholiludin | Republikasi dari Elsaonline Saat dalam perjalanan mudik untuk berlebaran bersama keluarga, saya berbincang enteng dengan istri sembari memperhatikan situasi di jalan raya. Secara kasat mata, dalam perjalanan sejauh 440-an kilometer pulang-pergi, kami berkesimpulan, gelombang mudik tak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Amatan kami ternyata terkonfirmasi melalui data dari Kementerian Perhubungan. Pemudik tahun 2025 berjumlah 146,68 juta orang atau ...
Sekber Koalisi Advokasi KBB mengundang kawan-kawan hadir dalam diskusi virtual bulanan: Memukul-Balik Tren Otokratisasi: Belajar dari Pangkalan Data “Damai Pangkal Damai” Jumat, 25 April 2025, Pukul 14.00-16.00 WIB. Link Registrasi Zoom: bit.ly/diskusiKBB-16 Narasumber: diah kusumaningrum (Dosen FISIPOL, Universitas Gadjah Mada); Dandhy Dwi Laksono (Jurnalis investigasi dan Filmmaker); Asfinawati (Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera); Ismail Al-‘Alam (Sekber Koalisi Advokasi KBB, Moderator) ...
Penulis: Theobaldus Boi Sarah | Republikasi dari GUSDURian “Sudahkah kita beragama?” Itulah pertanyaan pengantar untuk menelusuri jejak religiusitas bangsa Indonesia hari ini. Pertautan antara paskah, idulfitri dan nyepi tidak dimaksudkan untuk mengeksklusikan ketiga kelompok agama yang sedang dan akan merayakan hari besarnya dari kelompok agama lain. Tidak. Kebetulan ketiga hari raya ini dirayakan dalam waktu yang hampir bersamaan pada tahun ...
Oleh: Yogi Febriandi (Indonesian Scholars Network on Freedom of Religion or Belief [ISFoRB]) Perdebatan tentang posisi negara dalam melihat ateisme telah ada bersamaan dengan berdirinya Republik Indonesia. Dalam perumusan Pancasila, sila pertama yang menggunakan kata “ketuhanan” menghadirkan perdebatan sengit dalam melihat posisi agama dalam konstitusi negara (Fachrudin, 2016). Ujung dari perdebatan ini ialah adanya pengakuan tegas kewajiban negara dalam melayani ...
















