Jum’at, 28 Februari 2025, Sekber Koalisi KBB bersama Pusad Paramadina mengadakan diskusi virtual bulanan dengan mengangkat topik “Mengenal GUSDURian Lebih Dekat: Memperjuangkan Pentingnya Keragaman dan Perdamaian”. Topik ini membahas organisasi masyarakat yang telah aktif berkecimpung dalam menjaga keragaman di Indonesia. Diskusi ini menghadirkan Siti Munawaroh (Jaringan & Advokasi Seknas GUSDURian); Imam Maliki (Korwil GUSDURian Jawa Timur); dan Ahsan Jamet Hamidi ...
Penulis: Firda Rodliyah (Penggerak Komunitas GUSDURian Mojokerto, Jawa Timur) | Republikasi dari GusDurian Komunitas GUSDURian Mojokerto mengadakan Forum-17 yang bertempat di GKI Mojosari pada Jumat, 21 Februari 2025,. Tema yang diangkat kali ini adalah “Strategi Efektif dalam Mencegah Tiga Dosa Besar Pendidikan: Perundungan, Kekerasan Seksual, dan Intoleransi”. Topik ini tidak lain bermula dari salah satu video yang mendapatkan pro-kontra di ...
Penulis: Fadhil Hadju (Penggerak Komunitas GUSDURian Gorontalo) | Republikasi dari GusDurian Sudah dua kali aku menyaksikan secara langsung perayaan Goan Siao atau Cap Go Meh di Kota Gorontalo, kota yang disebut-sebut sebagai Serambi Madinah. Salah satu alasanku membenarkannya yaitu keberadaan masjid. Jika kita menghitung masjid di kota ini, akan kelelahan sendiri. Namun di tengah ke-mayoritas-an umat Muslim di kota ini, ...
Penulis: Jo Caste | Republikasi dari Jakatarub Pada hari Kamis, 13 Februari 2025, DEEP TALKS Nawang X JAKA mengadakan episode perdana dengan tema: ““Tools RSD untuk Pemetaan Konflik Berbasis Agama“. Acara ini berlangsung di Kantor SINODE GKP dan dipantik oleh Anes sebagai fasilitator RSD. Diskusi ini membahas tentang pengenalan Reflective Structured Dialogue (RSD) serta bagaimana RSD dapat digunakan sebagai alat ...
Penulis: Fransiskus Sardi | Republikasi dari GusDurian (Catatan Jalan-Jalan Toleransi, Edisi Spesial Haul Gus Dur Januari 2025) Yogyakarta – Pada tanggal 30 Januari 2025, saya mendampingi tiga siswa dari SMA Cahaya Bangsa Utama (Kinderstation Senior High School) ikut kegiatan Jalan-Jalan Toleransi yang diadakan oleh Komunitas GUSDURian Yogyakarta di Gereja Katolik Baciro dan Masjid Jami’ Fadhli Umar. Dalam perjalanan menuju tempat kumpul, ...
Sekber Koalisi Advokasi KBB mengundang kawan-kawan hadir dalam diskusi virtual bulanan: Mengenal GUSDURian Lebih Dekat: Memperjuangkan Pentingnya Keragaman dan Perdamaian Jumat, 28 Februari 2025, Pukul 14.00-16.00 WIB. Link Registrasi Zoom: bit.ly/diskusiKBB-14 Narasumber: Siti Munawaroh (Jaringan & Advokasi Seknas GUSDURian); Imam Maliki (Korwil GUSDURian Jawa Timur); Ahsan Jamet Hamidi (Muhammadiyah, Koalisi Advokasi KBB); Ismail Al-‘Alam (Sekber Koalisi Advokasi KBB, Sambutan); dan ...
Penulis: Firda Rodliyah (GusDurian Mojokerto) | Republikasi dari GusDurian Pada Minggu, 2 Februari 2025 lalu, Komunitas GUSDURian Mojokerto telah mengadakan lomba mewarnai yang dilaksanakan di Balai Desa Sooko. Perlombaan ini diperuntukkan bagi para siswa/i PAUD dan TK se-Desa Sooko. Mengangkat tema “Keberagaman”, tujuan kecil dari adanya perlombaan ini tidak lain untuk mengenalkan kepada anak-anak bahwa masyarakat secara umum sifatnya majemuk, ...
Oleh: Fadhil Reyhan | Republikasi dari Jakatarub Sebagai Manusia, apalagi yang sudah menginjak dewasa, pastinya kita tidak dapat menghindari munculnya hasrat seksual dalam diri kita. Hasrat seksual adalah bagian alami dari kehidupan manusia, yang didorong oleh kebutuhan biologis, emosional, dan psikologis. Namun, bagi individu yang belum memiliki pasangan, dorongan ini dapat menjadi tantangan besar. Ketidakseimbangan antara keinginan dan ketidakmampuan untuk ...
Oleh: Fadhil Reyhan | Republikasi dari Jakatarub Dalam diskusi filsafat politik modern, dua nama besar yaitu Karl Popper dan John Rawls menawarkan perspektif berbeda tentang toleransi yang hingga kini masih menjadi bahan diskusi mendasar dan mendalam yang mencerminkan fokus dan pendekatan unik masing-masing pemikir. Karl Popper, dalam bukunya The Open Society and Its Enemies (1945), memperkenalkan gagasan paradoks toleransi. Ia berpendapat bahwa toleransi ...
Rebpulikasi dari: NU Online Kupang dikenal sebagai kota yang toleran dan mampu menjaga kerukunan antarumat beragama. Masyarakat Kupang yang beragam suku dan agama telah menunjukkan bahwa perbedaan dalam beribadah dan keyakinan tidak menjadi penghalang untuk hidup damai. Bahkan, Ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu menduduki peringkat keempat dalam hal nilai toleransi di Indonesia menurut Marcel Manek (2022). Namun, ...