Ringkasan:● Ensiklik Laudato Si’ menetapkan tujuh tujuan global merawat Bumi dan martabat manusia.● Krisis ekologis berakar dari tindakan manusia, sehingga solusi juga harus datang dari manusia.● Perubahan radikal memerlukan kerja sama semua elemen, termasuk penolakan ormas agama terhadap tambang. Oleh: Adin Fahima Zulfa | Republikasi dari GUSDURian “Hampir tidak ada gunanya menggambarkan gejala-gejala krisis ekologis tanpa mengakui bahwa akarnya adalah ...
Penulis: Testriono, Ismatu Ropi, Aldi Nur Fadil Auliya, Dedy Ibmar, Savran Billahi, Tati RohayatiEditor: Testriono, Aldi Nur Fadil AuliyaDiterbitkan oleh: UIN Jakarta Press bekerjasama dengan PPIM UIN Jakarta Cetakan I : Desember, 2024 | xx + 306 hlm Sinopsis Masalah lingkungan dan perubahan iklim menjadi tantangan global yang semakin mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sementara Indonesia, menurut berbagai studi dan ...
Recap Plenary Session 2: Multi-faceted Religion and Ecological Crisis Kontributor: Afkar Aristoteles Mukhaer | Republikasi dari ICIR Rumah Bersama Ringkasan:● Agama memiliki wajah ganda: mendukung pelestarian alam sekaligus terlibat dalam industri perusak lingkungan.● Ketika hukum dan lembaga agama gagal, masyarakat adat kembali pada tradisi untuk mencari keadilan ekologis.● Green deen tidak cukup tanpa perlawanan terhadap korupsi dan ketimpangan struktural penyebab ...
Konten ini diambil dari akun Instagram Institut DIAN/Interfidei Ketika hutan dibabat, gajah terusir, dan bumi menangis, kita sedang menyaksikan dosa ekologis yang dilakukan atas nama pembangunan. Iman sejati bukan diam, tapi berpihak pada kehidupan ✊🌏 Ringkasan Konten:● Hutan Seblat musnah oleh sawit, menghilangkan rumah gajah dan ruang spiritual kehidupan.● Kerusakan alam disebabkan keserakahan manusia yang melanggar hukum dan etika agama. ● Iman sejati ...
Recap Plenary Session 2: “Interreligious Engagement for Ecological Justice” Kontributor: Misni Parjiati | Republikasi dari ICIR Rumah Bersama Ringkasan:● Keadilan ekologis menuntut dialog antariman dan kepedulian terhadap suara alam serta kelompok terpinggirkan.● Konsep ekokrasi menekankan kemitraan manusia dan bumi melalui sikap mendengar, bukan sekadar berbicara.● Kearifan Jawa (ngalah, ngalih, ngamuk) menjadi praktik nyata menghadapi krisis dan memperjuangkan inklusi. Sesi pleno ...
Oleh: Afkar Aristoteles Mukhaer | Republikasi dari ICRS Ringkasan:● Institusi agama menampilkan kontradiksi dengan mendukung lingkungan secara tekstual tetapi terlibat dalam industri ekstraktif yang merusak.● Komunitas rentan yang merasa dikhianati oleh institusi agama kini kembali berpegang teguh pada adat istiadat untuk keadilan ekologis.● Masalah ekologi bersifat struktural, bukan sekadar moral. Is religion always environmentally friendly? Religion has textual sources that teach interpreting them ...
Oleh: Ahsan Jamet Hamidi – Anggota Dewan Pengarah SEKBER KBB “Konferensi internasional agama-agama jadul? Apakah itu berarti lawannya agama-agama pendatang? Berarti kembali ke suasana masa jahiliah lagi, dong.” Komentar itu disampaikan oleh seorang teman terhadap perhelatan yang akan saya hadiri. Tidak heran dengan sikap sebagian teman yang agak sinis, seperti yang tercermin dalam pertanyaan bernada penuh curiga di atas. Saya ...
Daan van der Leij | CRCS UGM | November 2021 | vi + 70 pages FOREWORD THE discourse on religion and ecology is growing rapidly for the last two decades. There are at least two main issues in this thriving discourse: first, the responsibility of religion to the environmental crisis; second, how religion or religious instituion respond or play a ...
Zainal A. Bagir, Michael S. Northcott, Frans Wijsen (eds.) | LIT | 2021 | 226 pages FOREWORD The relation of mankind with nature and its position in the universe has been an important topic for philosophers and various other scientists since man started to ask questions. Although our understanding of the geo-physical, ecological and chemical processes has improved enormously over ...
Oleh: Ahsan Jamet Hamidi (Anggota Dewan Pengarah Sekretariat Bersama KBB Indonesia) “Jika masyarakat adat adalah perambah hutan, maka sejak ribuan tahun lalu, hutan yang ada di sekitar tempat tinggal kami pasti sudah habis terbabat dan berubah menjadi hamparan tanah tandus tak berpohon.” Pernyataan seorang tokoh adat di pedalaman Kalimantan Timur itu begitu melekat dalam ingatan saya ketika pertama kali menginjakkan ...
















