Oleh: Yogi Febriandi (ISFoRB) Pendahuluan Perkembangan kebebasan beragama atau berkeyakinan di Aceh tidak mengalami perubahan, justru yang terlihat berjalan di tempat. Saat ini, meski tidak ada kasus pelanggaran seperti Pembakaran Gereja di Aceh Singkil di tahun 2015 dan penyerangan terhadap pendirian bangunan Masjid milik Muhammadiyah Bireun di tahun 2017, namun pembatasan pembangunan rumah ibadah non-Islam dan ekspresi keagamaan non-Islam masih ...
Oleh: Ahsan Jamet Hamidi (Anggota Dewan Pengarah Sekber KBB) Satu tahun lalu, para pegiat isu kebebasan beragama dan berkeyakinan bertemu di Wisma PGI, Cisarua, Bogor. Tidak ada yang terlalu istimewa dalam pertemuan rutin tahunan itu, mengingat pelanggaran hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan juga rutin terjadi setiap tahun. Selalu ada yang baru dalam setiap pertemuan—mulai dari cerita tentang pola pelanggaran ...
Oleh: Tedi Kholiludin | Republikasi dari elsaonline Saya membaca artikel yang ditulis Jonathan Fox, “What is Religious Freedom and Who Has It?” yang terbit 2021 di Social Compass. Fox mencoba mengukur kebebasan beragama dari hampir 200 negara dunia. Pintu masuknya adalah ukuran hubungan antara agama dan negara berdasarkan data empiris. Tujuannya menilai bagaimana negara mendukung atau membatasi agama, mengatur agama ...
Oleh: Desy Anggraini | Republikasi dari GUSDURian Pada Minggu sore, 27 Juli 2025, insiden pelarangan ibadah kembali mencuat. Kali ini menimpa komunitas Kristen di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat. Sekelompok massa dilaporkan merusak sebuah rumah doa yang juga berfungsi sebagai tempat pendidikan bagi anak-anak Kristen di wilayah tersebut. Aksi tersebut sempat terekam dalam sebuah video ...
Republikasi dari PGI Peristiwa pembubaran dan perusakan sebuah rumah doa sekaligus tempat pendidikan bagi siswa Kristen milik Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang Sarai, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (27/7), mendapat perhatian serius dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Setelah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengecam aksi intoleransi tersebut, Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, pada Jumat (1/8), ...
Oleh: Afrizal Ghiffari | Republikasi dari GUSDURian Komunitas GUSDURian Makassar bekerja sama dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Islam Makassar (UIM) Cabang Metro Makassar menggelar Roadshow Pojok GUSDURian Kampus pada Senin (28/7). Diskusi kali ini mengangkat tema “Wahabi Lingkungan dan Konsesi Tambang: Ironi di Tubuh Ormas Keagamaan” yang bertujuan membedah keterlibatan organisasi masyarakat keagamaan dalam industri tambang, serta ...
Republikasi dari BBC Indonesia Perusakan rumah doa umat Kristen terjadi di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatra Barat, Minggu (27/07). Dua anak juga mengalami luka-luka akibat dipukul kerumunan massa yang berupaya mengusir mereka. Kepolisian setempat menyatakan telah menahan sembilan orang terduga pelaku perusakan di rumah doa tersebut. Pendeta GKSI Anugerah Padang, F Dachi, mengatakan kejadian berlangsung tiba-tiba. ...
Republikasi dari Amnesty International Indonesia Menanggapi kasus pembubaran kegiatan keagamaan dan perusakan rumah doa di Kota Padang, Deputi Direktur Amnesty International Indonesia, Wirya Adiwena, mengatakan: “Kekerasan berbasis kebencian terhadap pemeluk agama berbeda, apalagi sampai menyasar anak-anak menunjukkan lemahnya perlindungan negara terhadap hak beribadah warga sesuai keyakinannya. Ini adalah potret buram kehidupan beragama di Indonesia. Pihak berwenang harus segera mengusut dan ...
Pada Jumat (25/7), Sekretariat Bersama (Sekber) Koalisi Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) kembali menggelar diskusi bulanan virtual bertajuk “Membela Kebebasan di Indonesia: Belajar dari Pengalaman YLBHI.” Diskusi ini menghadirkan empat narasumber utama: Tim Mann, penulis buku Defending Legal Freedoms in Indonesia; Heri Pramono dari LBH Bandung; Fitria Sumarni dari Divisi Hukum Jemaat Ahmadiyah Indonesia; serta sambutan pembuka oleh Pratiwi ...
Oleh: Tedi Kholiludin | Republikasi dari elsaonline Pendekatan dalam memahami dimensi kebebasan beragama sejauh ini didominasi aspek filosofis, politik dan hukum. Kajian yang bersifat sosiologis, bisa dikatakan relatif baru sebagai sebuah analisis ilmiah terhadap kebebasan beragama. Upaya untuk menelaah struktur sosial, perubahan masyarakat, tradisi serta sejarah kelompok tertentu akan sangat bermakna dalam studi mengenai kebebasan beragama. Dalam buku pengantar buku ...
















